4 Kenangan Terbaik dalam Blogging yang Membuat Hidup Saya Terasa Berarti

93% PENGGUNA INTERNET memulai sesi berinternet mereka dengan membuka situs pencari atau search engine (DemandSage, via BrightSpotCopywriting, 2024), di mana blog selalu muncul sebagai salah satu sumber hasil pencarian informasi yang signifikan. Data lain menyebutkan bahwa 77% pengguna internet rutin membaca blog (Ahrefs, via GoDaddy, 2024).

Kedua data itu saja menunjukkan bagaimana, setelah sekitar dua dekade semenjak menjadi semakin populer dan berkembang secara luas (Digital Limelight Media), blog masih punya pembaca dan penulis setianya.

Lukisan "Young Woman Writing a Letter" oleh Richard Parkes Bonington
Gambar: “Young Woman Writing a Letter” oleh Richard Parkes Bonington (public domain, Wikimedia Commons)

DAFTAR ISI:

  • Pengalaman saya dalam dunia blogging sejak 2006
  • Empat kenangan terbaik dari pengalaman saya blogging

Pengalaman Blogging Sejak 2006

Saya sendiri mengenal istilah “blog” mulai tahun 2006 dan sejak saat itu sudah beberapa kali memiliki sejumlah blog dengan menggunakan berbagai platform — dari LiveJournal, Blogger/Blogspot (baik yang gratisan maupun yang dengan redirected ke domain sendiri), BlogHer.com (versi 2000-an), sampai Wordpress (baik yang gratisan maupun yang dengan domain dan hosting sendiri).

Atau, bila ditarik ke belakang lagi, sebelum penggunaan kata “blog” dikenal, saya sudah menulis dalam bentuk blog dengan memanfaatkan berbagai media — mulai dari Geocities, menyusun kode HTML sendiri, sampai ‘numpang’ menulis rutin di situs BrainEvent.com melalui seleksi terlebih dahulu.

Jenna Andersen, seorang blogger terkenal di 2000-an (dengan blog That Girl, That Bride, dan That Wife) merangkum era awal blogging mulai populer dengan sangat tepat:

“That was the first wave of blogging. No one was a brand. There were no sponsored posts. It was raw, startlingly honest, and there were no pictures because digital photography hadn’t reached the masses yet.”

Mempertahankan Blog

Dari sekian jumlah blog yang pernah saya miliki, ada yang mampu saya pertahankan hingga bertahun-tahun. Namun ada pula yang, ibaratnya, cuma sampai tahap ‘orientasi’.

Ada blog saya yang harus berhenti di tengah jalan karena ‘tiba-tiba’ saja saya kehilangan motivasi dan tujuan untuk melanjutkan. Ada yang terpaksa saya kick karena saya merasa kewalahan akibat kebanyakan blog. Pun ada yang tidak pernah berlanjut semata karena tidak lagi ada dana untuk memperpanjang domain dan/atau hosting-nya. Bagaimana pun juga kan, life happens, termasuk dalam urusan blogging.

Cuan dari Blog

Dari pengalaman on dan off dalam blogging sejak 2006, dan dari sejumlah blog yang saya miliki, hanya dua blog saja yang pernah saya monetisasi, baik dengan iklan dari AdSense maupun dengan program afiliasi (affiliate marketing).

Lalu, apakah saya pernah mendapat cuan dari blogging? Jawaban saya, tidak. Yah, kalau ‘sekadar’ recehan sih, saya pernah menerima dari AdSense, hitung-hitung agar akun PayPal saya tidak kosong, hihi. Tetapi kalau cuan ‘serius’ menurut standar blogger profesional, jujur, saya tidak pernah merasakan mendapatkannya.

4 kenangan terbaik dalam blogging

4 Kenangan Terbaik dalam Blogging

Terlepas dari soal ‘nasib’ “cuan-less’ saya dalam blogging, nyatanya kalau sudah tiba di fase hiatus dan tidak punya blog lagi, saya selalu berlanjut ke fase kangen menulis. Dan rasa kangen itu selalu munculnya berupa kilasan pikiran, “Kepengin punya blog lagi, deh. Kepengin nulis di blog sendiri lagi.”

Seperti sekarang ini. Setelah sekitar empat tahunan hiatus (yang kesekian kalinya) dari aktivitas blogging (dengan domain sendiri), saya mencoba kembali ke dunia blogging. Saya memberanikan diri berkomitmen dengan diri sendiri untuk ngeblog lagi.

Penting bagi saya untuk membangkitkan motivasi memulai ulang blogging dari nol dengan mengingat kembali terutama empat kenangan terbaik dalam blogging yang sekaligus menjadi beberapa di antara sekian kenangan terbaik dalam hidup saya.

1. Tulisan-tulisan di blog saya di-featured di website lain.

Mengingat trafik blog saya dulu yang rasanya biasa-biasa saja, saya sempat sangat terkejut — sekaligus juga merasa terhormat — begitu mengetahui beberapa artikel yang saya tulis di blog saya di-featured di blog dan website lain, yaitu di BrazenCareerist.com dan SheWrites.com.

Walau kadang saya merasa tulisan saya (apalagi yang dalam bahasa Inggris) masih amatir, namun dengan dikurasinya tulisan tersebut untuk masuk ke seksi featured post — untuk setidaknya satu–dua hari — dan dibaca secara global membuat saya merasa ‘dilihat’ dan sangat diapresiasi.

Tangkapan layar salah satu tulisan dari blog lama saya yang pernah di-featured di BrazenCareerist.com, 2009
Tangkapan layar salah satu tulisan dari blog lama saya yang pernah di-featured di BrazenCareerist.com, 2009

2. Menjadi penulis/blogger kontributor untuk sejumlah blog/website lain.

Membutuhkan keberanian untuk menawarkan diri dan/atau melamar posisi kontributor di blog/website lain. Tak hanya keberanian ‘menjual diri’, tetapi juga keberanian mengikuti prosedur seleksi dan keberanian untuk membuat tulisan yang meng-highlight kemampuan kita.

Saya beruntung sekali pernah mendapatkan pengalaman menjadi kontributor rutin, di antaranya di situs BrainEvent.com dan EthicalWeddings.com. Atau mendapat kesempatan menjadi kontributor tamu, misalnya di RuangFreelance.com dan GreenGirlsGlobal.com. Mungkin memang betul perlu mata pihak lain juga untuk memastikan sudah sejauh mana skill yang kita miliki.

Tangkapan layar salah satu tulisan kontribusi saya di GreenGirlsGlobal.com, 2009
Tangkapan layar salah satu tulisan kontribusi saya di GreenGirlsGlobal.com, 2009

3. Blog saya mendapat tawaran bergabung dalam sebuah ad network besar.

Tawaran bergabung ke dalam sebuah ad network besar ini terjadi sekitar tahun 2007, ketika akses internet masih belum semudah sekarang. Dahulu saya berinternet dengan bergantung pada satu lokasi hotspot yang jauh dari rumah dan kebetulan pada saat kejadian itu, tidak saya akses setiap hari.

Betapa terkejutnya saya, ketika memeriksa email, saya menerima tawaran untuk blog saya (yang bagi saya masih layaknya bayi kecil) bergabung dalam sebuah program ad network milik BlogHer.com. Kala itu, BlogHer.com, dengan ad network-nya, merupakan jaminan mutu dalam dunia blogging.

Saya lebih terkejut lagi ketika melihat bagian akhir email yang menyebutkan bahwa batas akhir tanggal tawaran tersebut, di hari saya membacanya, sudah tidak berlaku lagi. Rasanya mau jadi Shakespeare (maksudnya mau drama, gitu); kenapa ‘cuma’ gara-gara absen berinternet beberapa hari, saya harus kehilangan sebuah kesempatan superbesar?!

Tapi dari tawaran mengejutkan itu saya tetap merasa mendapat apresiasi besar, bahwa apa yang saya lakukan dan apa yang saya tulis di blog saya ternyata bukan hal yang sia-sia, terlepas dari pandangan orang lain yang menganggap blogging bukan suatu hal serius.

4. Menjadi blogger membuat saya menjadi dan merasa produktif dalam menulis dan menghasilkan tulisan.

Yang jelas, pengalaman on dan off blogging, dengan segala trial dan error-nya, menjadi masa-masa yang membuat hari-hari saya produktif.

Menjadi blogger membuat saya merasa sebagai orang yang produktif dan berdaya, meski kelihatannya ‘hanya sejauh’ beraktivitas menulis dan menghasilkan tulisan. Dan perasaan produktif itu saja — bahwa hari-hari dan hidup kita terasa berarti — merupakan perasaan yang luar biasa membanggakan bagi kita, orang dewasa, bukan?

Kesimpulan

Berkutat dengan blog sejak 2006 memberikan pengalaman, kesempatan, dan kenangan yang membuat hidup saya terasa berarti:

  1. Tulisan-tulisan di blog saya di-featured di website lain.
  2. Menjadi penulis/blogger kontributor untuk sejumlah blog/website lain.
  3. Blog saya mendapat tawaran bergabung dalam sebuah ad network besar.
  4. Menjadi blogger membuat saya menjadi dan merasa produktif dalam menulis dan menghasilkan tulisan.
Apakah kamu seorang blogger? Apa kenangan terbaikmu dalam blogging? Yuk, share juga!

Comments